Sabtu, 21 September 2019

THE GOLDEN STORIES OF FATIMAH


Identitas Fatimah

Fatimah dilahirkan pada hari jumat tanggal 20 Jumadil Akhir pada tahun ke-5 sebelum kenabian. Ia adalah putri bungsu Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, Setelah Zainab, Ruqayyah dan Ummi Kultsum. Saudara laki-lakinya yang tertua adalah Qosim dan Abdullah. Mereka meninggal dunia saat masih kanak-kanak. 


Hati Rasulullah diliputi rasa bahagia. Sikap Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam ini tidak seperti yang dilakukan oleh orang-orang jahiliyyah yang merasa sedih karena memiliki anak perempuan.

"Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah. Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)? Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu." (QS. Al-Nahl: 58-59)

Dididik di Bawah Naungan Wahyu

Fatimah dilahirkan dan dibesarkan oleh seorang ayah dan ibu yang keimanan dan akhlaknya tiada bandingnya. Ia dibesarkan dan dididik dibawah naungan wahyu. Rumah Fatimah selalu dikumandangkan lantunan ayat-ayat suci Al-Qur'an. Fatimah selalu dididik bijaksana, penuh kecintaaan dan kasih sayang yang tiada tara dari kedua orang tuanya.

Dalam mengurus anak-anaknya Khadijah mengerjakannya sendiri. Khadijah tidak ingin anak-anaknya diserahkan kepada pembantunya. Tugas pembantunya adalah mengerjakan pekerjaan yang tidak menyangkut masalah putri-putrinya. Rasulullah dan Khadijah tidak segan membantu pekerjaan pembantunya.

Mengapa dalam pendidikan anak-anaknya, Khadijah tidak menyerahkan kepada pembantunya?

Karena Khadijah khawatir jika tidak ditangani sendiri, maka pendidikan mereka tidak akan sesuai dengan apa yang diharapkan. Ia mempunyai cita-cita dan harapan bagi putri-putrinya kelak kalau mereka dewasa. Oleh karena itu, tidak ada keluarga yang melebihi keluarga mereka dalam masalah kehormatan dan penghargaan dalam pendidikan anak-anaknya.

Cara Khadijah melatih putri-putrinya bekerja dimulai sejak mereka kecil. Mereka dilatih untuk bekerja dengan giat. Mereka dilarang membuang waktu tiada guna. Setelah putri pertamanya besar, ia dilatih untuk membantu pekerjaan yang besar. Zainab diberikan tugas untuk menjaga adiknya, Fatimah. Segala kebutuhan Fatimah, dialah yang mengurusinya dan dialah yang menemaninya dalam bermain. Sehingga hal ini menyebabkan hubungan antara Zainab dan Fatimah sangat erat sekali.

Saat Rasulullah diangkat menjadi Nabi, usia Fatimah baru menginjak 5 tahun. Peristiwa besar itu telah menggoncangkan perhatian Fatimah dari soal-soal yang menjadi kepentingannya sendiri kepada masalah yang dihadapi ayahnya. Walaupun Fatimah masih kanak-kanak, yang seharusnya masih bermain-main, namun dari hari ke hari Fatimah terbiasa menyaksikan ketegangan suasana Mekah yang semakin panas.

Setelah diangkat menjadi Nabi, Khadijah langsung memeluk Islam. Rasulullah bertanya kepada istrinya, "Siapa yang harus kuberi tahu? Siapa yang akan memercayaiku?" tanya Rasulullah kepada istrinya.

Karena Khadijah tak ragu lagi terhadap misinya, Khadijah berseru,"Setidaknya, engkau dapat mengajakku sebelum orang lain. Sebab, aku percaya kepadamu!". Rasulullah sangat gembira dan membacakan syahadat kepada Khadijah dan Khadijah pun beriman.

_______________________________________________________________________________

Sejak kecil Fatimah sudah kelihatan cantuk dan cerdas. Ketika masih belita sekali, Fatimah turut bersama-sama ayah dan ibunya di perkampungan bernama Lembah Abu Thalib karena diboikot oleh masyarakat Mekah. Selama pemboikotan itu berlangsung, tidak sedikitpun menggoyahkan akidah mereka, bahkan yang mereka rasakan adalah bertambah kokohnya keimanan dalam hati.

Bersama Khadijah ikut juga putrinya, Ummi Kultsum yang pada saat itu berusia 13 tahun dan Fatimah yang berusia 11 tahun. Keadaan yang sulit memaksa dua orang gadis yang masih belia ini meninggalkan rumah yang nyaman menuju padang pasir dan perbukitan yang keras yang sama sekali tidak menyenangkan.

_______________________________________________________________________________

Khadijah wafat dengan memeluk Islam, agama yang diimaninya, agama yang haq dan diridhai-Nya. Khadijah wafat pada tanggal 10 Ramadhan, tahun 10 kenabian, 1 bulan 5 hari sesudah Abu Thalib meninggal dunia.

Setelah Khadijah meninggal dunia, Fatimah dididik Rasulullah. Fatimah adalah anak yang paling cerdas, sempurna dan menikmati kehidupannya. Pikiran dan perkataan jelas menunjukkan kekuatan kepribadian dan pemikirannya.

Ketika Fatimah ditinggal wafat ibunya, ia menyadari bahwa ayahnya telah kehilangan seorang istri. Karena itulah ia mulai membantu ayahnya. Ia membantu ayahnya dalam mempersiapkan keperluan keluarga, sehingga Fatimah mendapat julukan ummu abiba (ibu bagi ayahnya). Usia Fatimah saat itu menginjak 15 tahun.

_______________________________________________________________________________

Setelah mengalami penyiksaan bertubi-tubi dari orang kafir Mekah. Rasulullah memutuskan untuk berhijrah ke Madinah. Fatimah bersama Ummi Kultsum masih tinggal di Mekah menunggu utusan ayahnya dari Madinah untuk menyusul ayahnya. Akhirnya kedua bersaudara itu meninggalkan Mekah untuk berhijrah ke Madinah.

Selama dalam perjalanan Fatimah tidak lepas dari gangguan. Belum jauh dari perbatasan kota Mekah, pada saat mulai menempuh perjalanan ke utara, Fatimah dan kakaknya dikejar oleh kaum Musyrikin yang dikepalai oleh Al-Huwairits bin Naqidz bin Abdul Qusyai, orang yang selalu menyakiti Rasulullah. Unta yang dikendarai Fatimah dan Ummu Kultsum dikejutkan sehingga tersentak sehingga kedua putri Rasulullah terpelanting di atas padang pasir. Setelah jatuh dari untanya, kesehatan Fatimah mulai memburuk. Akhirnya dengan susah payah, Fatimah melanjutkan perjalanannya hingga tiba di Madinah dalam keadaan kakinya terkilir dan bengkak.

_______________________________________________________________________________

Rasulullah membangun Masjid dan rumah untuk tempat tinggal bersama putrinya. Dirumah sederhana itulah, Fatimah tinggal bersama ayahnya. Fatimah melihat kaum Muhajirin hidup tenang dan damai. Untuk mengokohkan perjuangan Islam, Rasulullah mengikrarkan bahwa kaum Muhajirin dan Anshar adalah bersaudara.

......😃😃 NEXT



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

WANITA CERDAS

Wanita cerdas punya poin plus dihadapan orang lain. Cenderung dihormati dengan pola pemikirannya yang positif dan terarah. Apa saja kriteri...

Sering dibaca