RINGKASAN
Penyakit
parkinson adalah penyakit yang mempengaruhi orang dewasa terutama yang lebih
tua, dengan usia onset rata-rata 62 tahun (Asosiasi Parkinsonof
Western Australia & Royal Australian College of Dokter Umum, 1997). Kebanyakan penelitian PD telah difokuskan
pada gejala penyakit fisik dan pengobatan farmakologis. Namun
demikian, efek psikologis, yang
mungkin termasuk demensia, psikosis, depresi dan kecemasan, sering menjadi hal yang
paling memprihatinkan dan melumpuhkan.
Menurut catatan dari data penderita penyakit parkinson
diperkirakan menyerang 876.665 orang indonesia dari total jumlah penduduk
238.452.952, total kasus kematian akibat penyakit parkinson di indonesia,
menempati urutan ke 12 di dunia atau peringkat ke lima di asia dengan prevalensi
mencapai 1100 kematian pada tahun 2002 (Noviani,2010). Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengurangi depresi dan kecemasan pada penderita penyakit
Parkinson menggunakan CBM (Cognitive
Behaviour Modification).
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit Parkinson (PD) adalah neurodegenerative, penyakit idiopatik yang mempengaruhi sekitar empat juta orang di seluruh dunia (Doherty &Lyle,
2003). Ini adalah penyakit yang mempengaruhi orang dewasa terutama yang lebih tua, dengan usia onset rata-rata 62 tahun (Asosiasi Parkinsonof Western Australia & Royal Australian College of Dokter Umum, 1997). Kebanyakan penelitian PD telah difokuskan pada gejala penyakit fisik dan pengobatan farmakologis. Namun demikian, efek psikologis, yang mungkin termasuk demensia, psikosis, depresi dan kecemasan, sering dapat menjadi paling memprihatinkan dan melumpuhkan.
Hal itu diperkuat dengan data penderita penyakit parkinson yang
diperkirakan menyerang 876.665 orang indonesia dari total jumlah penduduk
238.452.952, total kasus kematian akibat penyakit parkinson di indonesia,
menempati urutan ke 12 di dunia atau peringkat ke 5 di Asia dengan prevalensi
mencapai 1100 kematian pada tahun 2002 (Noviani,2010).
Berdasarkan laporan kelompok studi dalam kelompok di Movement Disorder, perhimpunan dokter saraf seluruh indonesia
(Perdossi) 2013 diperkirakan jumlah pasiennya mencapai 10 orang per 100.000
penduduk per tahun dan estimasi sementara terdapat 200.000-400.000 penderita,
dimana perbandingan antara jumlah pasien laki-laki dan perempuan adalah 3:2.
Menurut Menza(2002), depresi adalah masalah psikologis yang paling umum pada individu dengan PD. Diperkirakan bahwa hingga 50% dari orang dengan pengalaman PD mengalami depressi(Murray, 1996), dibandingkan dengan 6 dan 3% masing-masing untuk perempuan non-PD dan laki-laki, (American
Psychiatric Association, 1994).
Hubungannya dengan
gangguan Depresi dan kecemasan mempengaruhi hingga 50% orang dengan penyakit Parkinson(PD) (Marsh, 2000; Murray, 1996),
namun, beberapa studi telah meneliti efektivitas pengobatan psikologis. Cara yang efektif
untuk mengatasinya yaitu dengan memberikan perlakuan berupa CBT (Cognitive
Behavioral Therapy), dalam mengobati depresi dan kecemasan pada PD. Dalam sebuah
penelitian ditemukan bahwa CBT efektif dalam mengobati depresi dan kecemasan pada PD.
B.
Tujuan Kegiatan
Tujuan dari kegiatan ini adalah
untuk memberikan gagasan alternatif terkait intervensi yang tepat untuk
mengurangi kecemasan dan depresi pada penderita penyakit parkinson dengan
gangguan kecemasan dan depresi.
C.
Manfaat Yang Ingin Dicapai
1.
Manfaat Teoritik
Dengan adanya gagasan ini diharapkan dapat
membantu dan menyumbangkan ilmu pengetahuan pada psikologi klinis dan ilmu
kedokteran.
2.
Manfaat Praktis
a.
Penderita parkinson
Diharapkan penderita dapat terbantu dalam
mengatasi kecemasan dan depresi yang dihadapinya.
b.
Keluarga
Diharapkan dapat memiliki informasi terkait
penanganan yang tepat bagi penderita parkinson.
BAB II
GAGASAN
A.
Kondisi kekinian
Saat ini makin banyaknya penderita parkinson di Indonesia bahkan dunia, yang berdampak pada penyakit psikologis berupa gangguan kecemasan dan depresi.
Diperkirakan bahwa hingga 50% dari orang
dengan pengalaman PD mengalami depresi (Murray,
1996), dibandingkan dengan 6 dan 3%
masing-masing untuk perempuan non-PD
dan laki-laki, (American
Psychiatric Association, 1994).
Hubungannya dengan gangguan Depresi dan kecemasan mempengaruhi hingga 50% orang dengan penyakit Parkinson
(PD) (Marsh, 2000; Murray, 1996).
Menurut
catatan dari data penderita penyakit
parkinson diperkirakan menyerang 876.665 orang indonesia dari total jumlah
penduduk 238.452.952, total kasus kematian akibat penyakit parkinson di
indonesia, menempati urutan ke 12 di dunia atau peringkat ke lima di asia
dengan prevalensi mencapai 1100 kematian pada tahun 2002 (Noviani,2010).
B. Solusi yang Pernah Ditawarkan oleh Penelitia Sebelumnya
Sejauh ini solusi yang pernah ditawarkan oleh peneliti
sebelumnya adalah dengan menggunakan CBT, dan telah
terbukti efektif dalam mengatasi gangguan psikologis seperti kecemasan dan depresi pada penderita
Parkinson, seperti penelitian
yang telah dilakukan di sebuah riset milik Fenney dkk (2005) di Australia yang
telah membuktikkan bahwa CBT efektif dalam mengatasi depresi dan kecemasan
apabila hal itu dilanjutkan dengan
self monitoring.
Berdasarkan laporan kelompok
study dalam kelompok di Movement Disorder,
perhimpunan dr saraf seluruh indonesia (Perdosi), 2013 diperkirakan jumlah
pasiennya mencapai 10 orang per 100.000 penduduk per tahun dan estimasi
sementara terdapat 200.000-400.000 penderta, dimana perbandingan antara jumlah
pasien laki-laki dan perempuan adalah 3:2.
Maka dari itu, gagasan yang ditawarkan adalah pemberian CBM
untuk mengurangi kecemasan dan depresi pada penderita parkinson yang berada di
Yogyakarta dan Indonesia pada umumnya.
C.
Gagasan yang Ditawarkan
Dilihat dari beberapa kasus
mengenai penyakit parkinson yang menyebabkan penderita mengalami gangguan
kecemasan dan gangguan depresi, peneliti sebelumnya menggunakan CBT untuk
menangani depresi dan kecemsan pada penderita parkinson dan CBT efektiv untuk
menangangani penderita parkinson dengan gangguan kecemasan dan depresi.
Gagasan yang ditawarkan terkait
dengan intervensi pada penderita parkinson dengan gangguan kecemasan dan
depresi yaitu dengan menggunakan modifikasi perilaku kognitif (CBM). Asumsinya
adalah ketika Kognisi yang tidak adaptif akan mengarah pada pembentukan
tingkah laku yang tidak adaptif pula dan peningkatan diri yang adaptif dapat ditempuh
melalui peningkatan pemikiran yang positif. Jadi, dari penjelasan di atas,
secara singkat modifikasi perilaku-kognitif dapat diartikan sebagai suatu teknik
yang secara simultan berusaha memperkuat timbulnya perilaku adaptif dan memperlemah
timbulnya perilaku yang tidak adaptif melalui pemahaman proses internal yaitu aspek
kognisi tentang pikiran yang kurang rasional dan upaya pelatihan ketrampilan coping yang sesuai.
D.
Pihak-Pihak Yang
Terlibat
Pihak-pihak yang terlibat untuk
dapat membantu penderita parkinson yang memiliki gangguan depresi dan kecemasan
adalah: Terapis CBM, keluarga, Psikolog Klinis dan dokter spesialis
syaraf.
E. Langkah-langkah
intervensi
Langkah-langkah strategis yang dilakukan untuk mengimplementasikan gagasan sehingga tujuan atau perbaikan yang diharapkan dapat tercapai yaitu :
1. Terapis harus memahami kondisi Klien
Terapis perlu memahami bahwa perilaku penderita
parkinson dengan gangguan kecemasan dan depresi ditentukan oleh pikiran, perasaan, proses fisiologis, dan akibat yang dialaminya. Terapis dapat memasuki sIstem interaksi dengan memfokuskan pada pikiran,
perasaan, proses fisiologis, dan perilaku
yang dihasilkan penderita parkinson.
2. Persetujuan
Mendapat persetujuan dari penderita parkinson untuk bersedia melakukan
intervensi dengan menggunakan Cognitive
Behavioral modification (CBM) tanpa ada paksaan dari orang lain.
3. Intropeksi Diri
Bagian penting dari
proses kognisi adalah meta-kognisi yaitu penderita
Parkinson berusaha melakukan intropeksi diri pada pola pemikiran dan perilakunya. Setelah penderita
parkinson dengan gangguan kecemasan dan depresi melakukan intropeksi diri pada pola pemikiran dan perilakunya, maka
terapi memberikan pikiran-pikiran positif mengenai apa yang terjadi pada
penderita dan diberikan pengetahuan mengenai penyakit parkinson dan peyebab
adanya kecemasan dan depresi pada penderita . (mengubah pikiran negatif menjadi
positif).
4. Relaksasi
Setelah mengubah pola pikir penderita, kemudian dilakukan modifikasi
perilaku dengan menggunakan relaksasi. Relaksasi yang digunakan yaitu relaksasi
pernapasan dan relaksasi visual.
5. Self Monitoring
Selain menggunakan relaksasi, teknik yang digunakan yaitu
pemantauan diri atau self monitoring terhadap subyek yang mengalami parkinson. Teknik ini berfungsi sebagai alat pengumpul
data sekaligus berfungsi terapiutik. Dasar pemikiran teknik ini adalah
pemantauan diri terkait dengan evaluasi diri dan pengukuhan diri. Beberapa
langkah dalam teknik pemantauan diri adalah sebagai berikut : (a) mendiskusikan
dengan subjek tentang pentingnya subjek memantau dan mencatat perilakunya
secara teliti, (b) subjek dan terapis secara bersama-sama menentukan jenis
perilaku yang hendak dipantau, (c) mendiskusikan saat-saat pemantauan dilaksanakan,
(d) terapis menunjukkan pada subjek cara mencatat data, (e) role play. (Kanfer,
1986).
DAFTAR PUSTAKA
Feeney,
F., Egan, S., & Gasson, N. (2005). Treatment of Depression and anxiety in
Parkonson's Disease: A pilot study using group cognitive behavioral theraphy. Clinical
Psychologist, Vol. 9, 31-38.
Hoan, TT & Rahardja, K.
2007. Obat-Obat Penting. Gramedia:
Jakarta
Kanfer, F. H. and Goldstein,
A.P. 1986. Helping People Change. New York : Pergamon Press.
Semiun, Y. 2006. Kesehatan Mental 2. Kanisius: Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar