Jumat, 29 Maret 2019

Strategi Mengurangi Depresi Dan Kecemasan Pada Penderita Parkinson Menggunakan CBM (Cognitive Behaviour Modification)


RINGKASAN

Penyakit parkinson adalah penyakit yang mempengaruhi orang dewasa terutama yang lebih tua, dengan usia onset rata-rata 62 tahun (Asosiasi Parkinsonof Western Australia & Royal Australian College of Dokter Umum, 1997). Kebanyakan penelitian PD telah difokuskan pada gejala penyakit fisik dan pengobatan farmakologis. Namun demikian, efek psikologis, yang mungkin termasuk demensia, psikosis, depresi dan kecemasan, sering menjadi hal yang paling memprihatinkan dan melumpuhkan.

Menurut catatan dari data penderita penyakit parkinson diperkirakan menyerang 876.665 orang indonesia dari total jumlah penduduk 238.452.952, total kasus kematian akibat penyakit parkinson di indonesia, menempati urutan ke 12 di dunia atau peringkat ke lima di asia dengan prevalensi mencapai 1100 kematian pada tahun 2002 (Noviani,2010). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengurangi depresi dan kecemasan pada penderita penyakit Parkinson menggunakan CBM (Cognitive Behaviour Modification).

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit Parkinson (PD) adalah neurodegenerative, penyakit idiopatik yang mempengaruhi sekitar empat juta orang di seluruh dunia (Doherty &Lyle, 2003). Ini adalah penyakit yang mempengaruhi orang dewasa terutama yang lebih tua, dengan usia onset rata-rata 62 tahun (Asosiasi Parkinsonof Western Australia & Royal Australian College of Dokter Umum, 1997). Kebanyakan penelitian PD telah difokuskan pada gejala penyakit fisik dan pengobatan farmakologis. Namun demikian, efek psikologis, yang mungkin termasuk demensia, psikosis, depresi dan kecemasan, sering dapat menjadi paling memprihatinkan dan melumpuhkan.
Hal itu diperkuat dengan data penderita penyakit parkinson yang diperkirakan menyerang 876.665 orang indonesia dari total jumlah penduduk 238.452.952, total kasus kematian akibat penyakit parkinson di indonesia, menempati urutan ke 12 di dunia atau peringkat ke 5 di Asia dengan prevalensi mencapai 1100 kematian pada tahun 2002 (Noviani,2010).
Berdasarkan laporan kelompok studi dalam kelompok di Movement Disorder, perhimpunan dokter saraf seluruh indonesia (Perdossi) 2013 diperkirakan jumlah pasiennya mencapai 10 orang per 100.000 penduduk per tahun dan estimasi sementara terdapat 200.000-400.000 penderita, dimana perbandingan antara jumlah pasien laki-laki dan perempuan adalah 3:2.
Menurut Menza(2002), depresi adalah masalah psikologis yang paling umum pada individu dengan PD. Diperkirakan bahwa hingga 50% dari orang dengan pengalaman PD mengalami depressi(Murray, 1996), dibandingkan dengan 6 dan 3% masing-masing untuk perempuan non-PD dan laki-laki, (American Psychiatric Association, 1994).
Hubungannya dengan gangguan Depresi dan kecemasan mempengaruhi hingga 50% orang dengan penyakit Parkinson(PD) (Marsh, 2000; Murray, 1996), namun, beberapa studi telah meneliti efektivitas pengobatan psikologis. Cara yang efektif untuk mengatasinya yaitu dengan memberikan perlakuan berupa CBT (Cognitive Behavioral Therapy), dalam mengobati depresi dan kecemasan pada PD. Dalam sebuah penelitian ditemukan bahwa CBT efektif dalam mengobati depresi dan kecemasan pada PD.

B.   Tujuan Kegiatan
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan gagasan alternatif terkait intervensi yang tepat untuk mengurangi kecemasan dan depresi pada penderita penyakit parkinson dengan gangguan kecemasan dan depresi.

C.   Manfaat Yang Ingin Dicapai
1.    Manfaat Teoritik
Dengan adanya gagasan ini diharapkan dapat membantu dan menyumbangkan ilmu pengetahuan pada psikologi klinis dan ilmu kedokteran.
2.    Manfaat Praktis
a.    Penderita parkinson
Diharapkan penderita dapat terbantu dalam mengatasi kecemasan dan depresi yang dihadapinya.
b.    Keluarga
Diharapkan dapat memiliki informasi terkait penanganan yang tepat bagi penderita parkinson.

BAB II
GAGASAN

A.   Kondisi kekinian
Saat ini makin banyaknya penderita parkinson di Indonesia bahkan dunia, yang berdampak pada penyakit psikologis berupa gangguan kecemasan dan depresi. Diperkirakan bahwa hingga 50% dari orang dengan pengalaman PD mengalami depresi (Murray, 1996), dibandingkan dengan 6 dan 3% masing-masing untuk perempuan non-PD dan laki-laki, (American Psychiatric Association, 1994). Hubungannya dengan gangguan Depresi dan kecemasan mempengaruhi hingga 50% orang dengan penyakit Parkinson (PD) (Marsh, 2000; Murray, 1996).
Menurut catatan dari data penderita penyakit parkinson diperkirakan menyerang 876.665 orang indonesia dari total jumlah penduduk 238.452.952, total kasus kematian akibat penyakit parkinson di indonesia, menempati urutan ke 12 di dunia atau peringkat ke lima di asia dengan prevalensi mencapai 1100 kematian pada tahun 2002 (Noviani,2010).

B.   Solusi yang Pernah Ditawarkan oleh Penelitia Sebelumnya
Sejauh ini solusi yang pernah ditawarkan oleh peneliti sebelumnya  adalah dengan menggunakan CBT, dan telah terbukti efektif dalam mengatasi gangguan psikologis seperti kecemasan dan depresi pada penderita Parkinson, seperti penelitian yang telah dilakukan di sebuah riset milik Fenney dkk (2005) di Australia yang telah membuktikkan bahwa CBT efektif dalam mengatasi depresi dan kecemasan apabila hal itu dilanjutkan dengan self monitoring.
Berdasarkan laporan kelompok study dalam kelompok di Movement Disorder, perhimpunan dr saraf seluruh indonesia (Perdosi), 2013 diperkirakan jumlah pasiennya mencapai 10 orang per 100.000 penduduk per tahun dan estimasi sementara terdapat 200.000-400.000 penderta, dimana perbandingan antara jumlah pasien laki-laki dan perempuan adalah 3:2.
Maka dari itu,  gagasan yang ditawarkan adalah pemberian CBM untuk mengurangi kecemasan dan depresi pada penderita parkinson yang berada di Yogyakarta dan Indonesia pada umumnya.

C.   Gagasan yang Ditawarkan
Dilihat dari beberapa kasus mengenai penyakit parkinson yang menyebabkan penderita mengalami gangguan kecemasan dan gangguan depresi, peneliti sebelumnya menggunakan CBT untuk menangani depresi dan kecemsan pada penderita parkinson dan CBT efektiv untuk menangangani penderita parkinson dengan gangguan kecemasan dan depresi.
Gagasan yang ditawarkan terkait dengan intervensi pada penderita parkinson dengan gangguan kecemasan dan depresi yaitu dengan menggunakan modifikasi perilaku kognitif (CBM). Asumsinya adalah ketika Kognisi yang tidak adaptif akan mengarah pada pembentukan tingkah laku yang tidak adaptif pula dan peningkatan diri yang adaptif dapat ditempuh melalui peningkatan pemikiran yang positif. Jadi, dari penjelasan di atas, secara singkat modifikasi perilaku-kognitif dapat diartikan sebagai suatu teknik yang secara simultan berusaha memperkuat timbulnya perilaku adaptif dan memperlemah timbulnya perilaku yang tidak adaptif melalui pemahaman proses internal yaitu aspek kognisi tentang pikiran yang kurang rasional dan upaya pelatihan ketrampilan coping yang sesuai.

D.   Pihak-Pihak Yang Terlibat
Pihak-pihak yang terlibat untuk dapat membantu penderita parkinson yang memiliki gangguan depresi dan kecemasan adalah: Terapis CBM, keluarga, Psikolog Klinis dan dokter spesialis syaraf. 

E.    Langkah-langkah intervensi
Langkah-langkah strategis yang dilakukan untuk mengimplementasikan gagasan sehingga tujuan atau perbaikan yang diharapkan dapat tercapai yaitu :
1.   Terapis harus memahami kondisi Klien
Terapis perlu memahami bahwa perilaku penderita parkinson dengan gangguan kecemasan dan depresi ditentukan oleh pikiran, perasaan, proses fisiologis, dan akibat yang dialaminya. Terapis dapat memasuki sIstem interaksi dengan memfokuskan pada pikiran, perasaan, proses fisiologis, dan perilaku yang dihasilkan penderita parkinson.
2.   Persetujuan
Mendapat persetujuan dari penderita parkinson untuk bersedia melakukan intervensi dengan menggunakan Cognitive Behavioral modification (CBM) tanpa ada paksaan dari orang lain.
3.   Intropeksi Diri
Bagian penting dari proses kognisi adalah meta-kognisi yaitu penderita Parkinson berusaha melakukan intropeksi diri pada pola pemikiran dan perilakunya. Setelah penderita parkinson dengan gangguan kecemasan dan depresi melakukan intropeksi diri  pada pola pemikiran dan perilakunya, maka terapi memberikan pikiran-pikiran positif mengenai apa yang terjadi pada penderita dan diberikan pengetahuan mengenai penyakit parkinson dan peyebab adanya kecemasan dan depresi pada penderita . (mengubah pikiran negatif menjadi positif).
4.   Relaksasi
Setelah mengubah pola pikir penderita, kemudian dilakukan modifikasi perilaku dengan menggunakan relaksasi. Relaksasi yang digunakan yaitu relaksasi pernapasan dan relaksasi visual.
5.   Self Monitoring
Selain menggunakan relaksasi, teknik yang digunakan yaitu pemantauan diri atau self monitoring terhadap subyek yang mengalami parkinson.  Teknik ini berfungsi sebagai alat pengumpul data sekaligus berfungsi terapiutik. Dasar pemikiran teknik ini adalah pemantauan diri terkait dengan evaluasi diri dan pengukuhan diri. Beberapa langkah dalam teknik pemantauan diri adalah sebagai berikut : (a) mendiskusikan dengan subjek tentang pentingnya subjek memantau dan mencatat perilakunya secara teliti, (b) subjek dan terapis secara bersama-sama menentukan jenis perilaku yang hendak dipantau, (c) mendiskusikan saat-saat pemantauan dilaksanakan, (d) terapis menunjukkan pada subjek cara mencatat data, (e) role play. (Kanfer, 1986).



DAFTAR PUSTAKA
Feeney, F., Egan, S., & Gasson, N. (2005). Treatment of Depression and anxiety in Parkonson's Disease: A pilot study using group cognitive behavioral theraphy. Clinical Psychologist, Vol. 9, 31-38.
Hoan, TT & Rahardja, K. 2007. Obat-Obat Penting. Gramedia: Jakarta

Kanfer, F. H. and Goldstein, A.P. 1986. Helping People Change. New York : Pergamon Press.
                                                                                                                                   
Semiun, Y. 2006. Kesehatan Mental 2. Kanisius: Yogyakarta


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

WANITA CERDAS

Wanita cerdas punya poin plus dihadapan orang lain. Cenderung dihormati dengan pola pemikirannya yang positif dan terarah. Apa saja kriteri...

Sering dibaca