Selasa, 26 Maret 2019

TIPS MENDIDIK ANAK BAGI ORANGTUA


"Setiap bayi lahir dalam keadaan fitrah. Orangtua lah yang akan menjadikan ia yahudi, Nasrani, atau Majusi" (HR. Bukhari dan Muslim)

"Anak bagaikan kertas kosong yang siap ditulis oleh pendidik dan lingkungan" (Teori Tabularasa oleh John Locke)

    Hadits dan teori psikologi di atas menyatakan bahwa dasarnya, anak-anak dilahirkan dalam keadaan suci seperti kertas kosong yang masih bersih dari goresan tinta. Orangtua dan keluarga merupakan pena pertama yang setiap saat bisa memberikan goresan-goresan dan warna tinta yang beragam dikertas kosong tersebut. Orangtua dan keluargalah yang akan membentuk anak menjadi seperti apa kelak, baik atau buruknya anak tergantung dari peran orangtua dan keluarganya.

     Tangan pertama yang membentuk dan membantu tercapainya masa depan anak adalah orangtua dan keluarga. Bukan hanya kebutuhan fisik saja, karena kebutuhan psikologis pun sangat diperlukan bagi anak-anak kita agar anak dapat berkembang secara optimal.


Beberapa tips orangtua dalam mendidik anak yaitu,

A.  Memiliki Bekal Ilmu

   Ingat loh Bun! ilmu itu bukan hanya milik para pendidik atau guru di Sekolah saja, melainka orangtua pun memerlukannya. Sebab, orangtualah pendidik pertama bagi anak-anaknya sebelum anak menikmati pendidikan diluar rumah. Bekal harta atau rumah tidak menjamin kita sukses menjadi orangtua. Bekal titel sarjana saja tidaklah cukup mengatasi segala masalah yang siap menyandang orangtua.

    Semua orangtua tanpa memandang status dan jabatan akan dihadapkan oleh pekerjaan yang hampir sama pada urusan rumah tangga. Untuk itu, kita harus mempersiapkan bekal ilmunya, dan selalu terus belajar menjadi orangtua yang baik dan bijaksana sejak memutuskan akan menikah hingga akhir hayat.

B.  Orangtua Memiliki Akhlak yang Baik

     Akhlak itu berarti perangai, tabiat, atau sistem perilaku yang dibuat. Sedangkan mulia berarti puji dan baik. Apabila perbuatan yang keluar atau yang dilakukan itu baik dan terpuji menurut syariat dan akal maka perbuatan itu dinamakan akhlak yang mulia atau akhlakul karimah. Sesuatu perbuatan dapat dikategorikan sebagai akhlak jika ia memenuhi persyaratan sebagai berikut:
  • Dilakukan berulang-ulang (continue). Jika dilakukan sekali saja atau jarang-jarang maka tidak dapat disebut sebagai akhlak. Sebagai contoh, jika seseorang tiba-tiba memberi senyum atau hadiah kepada orang lain karena alasan tertentu maka perbuatan itu bukan disebut sebagai cerminan dari akhlaknya yang ramah dan suka memberi.
  • Timbul dengan sendirinya, tanpa pikir-pikir atau ditimbang berulang-ulang karena perbuatan itu telah menjadi kebiasaan baginya. Jika sesuatu perbuatan dilakukan setelah dipikir-pikir apalagi karena terpaksa maka perbuatan itu bukanlah pencerminan akhlak.
    Rasulullah Salallahu Alaihi Wassalam telah memberikan contoh akhlakul karimah. Aisyah r.a. pernah berkata:" Rasulullah bukanlah seorang yang keji dan juga tidak suka berkata keji. Beliau bukan seorang yang suka berteriak-teriak di pasar dan juga tidak membalas kejahatan dengan kejahatan. Bahkan sebaliknya, beliau suka memaafkan dan merelakan." (HR. Ahmad)

    Husein bin Ali, cucu Rasulullah Salallahu Alaihi Wassalam menuturkan keluhuran budi pekerti Rasulullah. Ia berkata, " Aku bertanya kepada ayahku tentang adab dan etika Rasulullah terhadap orang-orang yang bergaul dengan beliau, kemudian ayahku menuturkan, "Beliau senantiasa tersenyum, budi pekerti, rendah hati. Beliau bukanlah seorang yang kasar, tidak suka berteriak-teriak, bukan tukang cela, dan tidak suka mencela makanan yang tidak disukainya.

    Alangkah baiknya jika kita sebagai orangtua dapat memiliki akhlak yang baik serta menjadi teladan bagi anak-anak. Berusaha memberi teladan kepada anak dengan akhlak yang baik seperti tersenyum, bersikap lembut, tidak suka teriak-teriak, bukan tukang cela, tidak suka mencela makanan.

C.  Mendidik dengan Ikhlas

     Kita harus memulai belajar ikhlas dengan segala tanggung jawab yang harus dipikul. Ikhlas secara kata berarti murni dan bersih. Sedangkan Ikhlas secara sifat yaitu berlapang dada. Jadilah orangtua dengan hati bersih tanpa embel-embel mengharapkan imbalan dari siapapun, termasuk dari anak kita.

     Menjadi orangtua adalah pekerjaan yang sangat mulia. Pekerjaan yang tak ada habisnya, full time tak ada jam istirahatnya, tak ada gaji, dan tak ada penghargaan. Menjadi orangtua adalah pekerjaan yang sangat menyiksa bagi sebagian kecil orang, namun juga hanya mampu menikmati oleh sebagian orang yang mengerti betapa mulianya menjadi orangtua. Ada resep menjadi orangtua dengan mudah namun sulit dilakukan yaitu ikhlas. Benar tidak Bunda????? Bila kita mampu bersikap ikhlas maka pekerjaan yang berat itu pastilah akan menjadi ringan dan anak-anak akan lebih menurut serta hormat kepada orangtua, di samping pahala yang akan menjadi milik kita.

D.  Sabar Tak Terbatas

   Kata sabar sangat mudah diucapkan namun begitu butuh perjuangan dalam pelaksanaannya, terlebih ketika berhadapan dengan anak-anak usia prasekolah yang menyimpan perilaku yang terkadang membuat kita harus ekstrasabar.

    Mendampingi anak tidak hanya butuh satu hari atau dua hari saja tetapi bertahun-tahun bahkan hingga anak dewasa. Selama waktu itu kita dihadapkan dengan perilaku-perilaku yang tidak sesuai dengan harapan kita, dan itulah yang menjadi tantanganbagi orangtua. Membiasakan anak memiliki kebiasaan baik dan meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Siapapun jika berusaha terus-menerus maka lama-kelamaan pasti akan membuahkan hasil. Begitu pula orangtua, ia harus ekstrasabar dalam mendampingi dan mendidik anak. Berikut tips cara melatih diri untuk mengendalikan emosi (bersabar) ketika menghadapi anak usia prasekolah atau anak yang sedang tantrum.
  • Tarik napas
  • Menjaga jarak atau menyingkir. Jangan berikan perhatian kepada anak yang meraung-raung dan jangan mengalah terhadap ledakan emosinya. Segera pindah dari hadapan anak, dan lakukan aktivitas yang bisa membuat kita lebih siap menghadapi anak dengan segala perilakunya. Selagi anak mengamuk, bila orangtua muslim, ambilah air wudhu. Bila masih benar-benar merasa marah, duduklah atau berbaringlah. Atau bila perlu dan memungkinkan orangtua dapat melakukan shalat sunah 2 rakaat.
  • Ketika anak sedang marah atau tantrum, kita cukup memasang wajah datar dan abaikan segala perilaku tantrum tersebut. Setelah anak tenang barulah kita boleh memeluk dan mencium. Sampaikan kepada anak mengenai perasaan orangtua ketika melihat anak marah, berteriak, melawan, memukul, atau membanting barang. Jangan lupa ketika anak menunjukkan perilaku yang positif, berilah apresiasi pada anak. 
  • Orangtua juga perlu memiliki waktu untuk diri sendiri. Misalnya melakukan aktivitas yang sifatnya relaksasi atau dengan mengerjakan hobi, karena ternyata hal itu mampu mengobati rasa jenuh. Tidak perlu waktu lama untuk melakukan hal itu. 
  • Berdoa dan selalu memohon kepada Allah agar kita senantiasa diberi kesabaran dalam menjaga dan mendidik anak-anak kita.
E.  Doa

    Hati orangtua kadang sering dibuat terenyuh bahkan sakit hati ketika si buah hati yang pernah 9 bulan dalam kandungannya berkata-kata atau berperilaku buruk kepada orangtuanya. 

    Intropeksi diri harus sering orangtua lakukan. Kita terkadang lupa diri dengan kata-kata yang keluar dari mulut kita. Padahal, semua itulah yang kemudian menjadi referensi anak-anak kita dalam berbicara 'buruk' kepada orang lain, termasuk kepada kita.

     Kata-kata yang diucapkan dari mulut kita adalah doa. Jadi, berhati-hatilah dengan kalimat yang meluncur dari mulut kita. Pernahkah orangtua berpikir bahwa anak menjadi nakal, bodoh, dan tidak menurut adalah buah dari kata-kata yang sering kita ucapkan, baik disadari maupun tidak disadari.

"Dasar anak nakal!"
"Begitu saja tidak bisa, bodoh!"
"Dikasih tau nggak nurut!"

Itulah kata-kata yang terkadang sering kita lontarkan kepada anak-anak kita, dan bukan tidak mungkin malaikat telah mengamini kata-kata kita, yang akhirnya anak-anak kita berubah menjadi seperti label yang kita berikan.

Selain itu, doa adalah kekuatan yang hebat walau tak terlihat. Doa dapat mengubah hal yang buruk menjadi baik sebagai manusia, orangtua tidak lepas dari kesalahan, baik yang sengaja maupun khilaf. Untuk itu, kesuksesan kita dalam mendidik anak-anak tidak terlepas dari kekuatan kita dalam senantiasa kita panjatkan kepada Allah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

WANITA CERDAS

Wanita cerdas punya poin plus dihadapan orang lain. Cenderung dihormati dengan pola pemikirannya yang positif dan terarah. Apa saja kriteri...

Sering dibaca