Minggu, 27 Januari 2019

EKSPRESIF & SPONTAN



Di usia prasekolah, anak memang cenderung ekspresif dan spontan dalam mengungkapkan isi hati dan perasaannya. Ekspresi perilaku secara spontan oleh anak akan menampakkan bahwa perilaku yang dimunculkan bersifat asli dan tidak tertutup. 

Anak akan membantah atau menentang kalau anak merasa tidak suka. Begitu pula halnya dengan sikap marah, senang, sedih, dan menangis akan muncul secara spontan kalau anak dirangsang oleh situasi yang sesuai dengan ekspresi tersebut.

Ungkapan ekspresi pada anak-anak secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga, sebagai berikut:
  1. Ekspresi untuk menunjukkan rasa senang. Ungkapan rasa senang ditunjukkan dari wajah anak dalam bentuk senyuman atau tertawa sambil melonjak-lonjak kegirangan. Orang tua mesti menunjukkan reaksi positif, sehingga anak merasa dihargai dan diperhatikan.
  2. Ekspresi untuk menunjukkan rasa takut. Biasanya anak takut ditinggal atau berpisah dengan orang tuanya. Jika ayah dan ibunya hendak berangkat kerja, anak biasanya menangis. Orang tua sebaiknya memahami perasaan anak dengan cara menerima sekaligus menghargainya. Misalnya, sebelum pergi, luangkan waktu sejenak memeluk dan menemaninya hingga anak merasa nyaman. Jangan sampai orang tua berangkat kerja dengan membohongi atau sembunyi-sembunyi. Kalau ini yang dilakukan, jangan salahkan anak kehilangan kepercayaannya pada orang tua
  3. Ekspresi untuk menunjukkan rasa marah. Ungkapan kemarahan pada anak bisa beragam. Ada yang mengekspresikannya dengan cara menangis, mengomel, berteriak, atau memukul-mukul. Apapun bentuknya, itu semua merupakan ungkapan kemarahan yang tak jarang muncul begitu saja tanpa orang tua bisa tahu apa penyebabnya.
Kemampuan anak mengekspresikan isi hatinya di masa tumbuh kembang ini akan membentuk kepribadiannya kelak. Itulah mengapa orang tua harus bisa menstimulasi anak agar mampu bersikap ekspresif. Yang penting, limpahan kasih sayang dan perhatian orang tua secara langsung akan memengaruhi kemampuan anak mengekspresikan dirinya. 
Anak-anak yang terbiasa ekspresif secara positif umumnya akan lebih terampil menenangkan diri apabila dilanda kesedihan maupun kemarahan.

Oleh karena itu, memberi anak kesempatan mengekspresikan perasaannya berarti kita memberi bekal keterampilan mengelola emosinya. Anak yang mendapatkan stimulasi dari orang tuanya untuk bersikap ekspresif, biasanya akan lebih mampu mengendalikan emosinya dibandingkan anak-anak yang tak dilatih sama sekali. Kelak merekapun akan lebih terampil mengelola kondisi emosionalnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

WANITA CERDAS

Wanita cerdas punya poin plus dihadapan orang lain. Cenderung dihormati dengan pola pemikirannya yang positif dan terarah. Apa saja kriteri...

Sering dibaca